TENTANG KAMI

Blog Taujih ini adalah media dakwah melalui dunia maya yang di kelola oleh Divisi Dakwah PPIDS yang beranggotakan:
- Ketua Umum : Ust. Iyas Sirajuddin
- Koordinator Harian dan Bendahara : Ust. Habib AR
- Sekretaris dan Publikasi : Ust. Ahsanul Huda
- Penerbitan Buletin dan Pengedaran Kotak Infak : Ust. Shidiq
- Koordinasi Santri dan Pelaksana Harian : Ust. Qois
- Humas dan Transportasi : Ust. Habib
- Penanggung Jawab Ritme Dakwah dan Humas : Ust. Dawud


Jumat, 25 Januari 2013

MASJID ADALAH MENARA ILMU DAN PAHALA

Inilah zaman kita

Pada zaman modern ini masjid megah dibangun di berbagai tempat, akan tetapi kemegahan itu tidak semegah dan sesemarak bangunannya, Masjid telah banyak dilupakan oleh orang-orang yang lalai dari mengingat Allah , Masjid telah beralih fungsi, bahkan banyak dari umat Islam yang tidak memahami betul fungsi Masjid, sehingga dalam benak mereka Masjid hanyalah sebuah tempat ibadah umat Islam atau tempat untuk sholat saja.


Sekaligus mereka yang mengaku sebagai hamba Allah  yang beriman yang sebenarnya berhak dan berkewajiban untuk memakmurkan Masjid. Akan tetapi ketidakfahaman mereka tentang hal itu menjadikan mereka lalai.

Dengan ini Mudah-mudahan bisa memberikan peringatan, ataupun penyegaran tentang fungsi Masjid dan bagaimana memakmurkannya, serta mengingatkan tentang siapa yang sebenarnya berhak memakmurkannya.
Masjid adalah -waktu Islam mulia dan jaya-  menara ilmu dan tempat bagi para ulama untuk menggali pahala sebanyak-banyaknya, di dalamnya ramai dengan halaqoh-halaqoh ilmu, ceramah-ceramah, dan diskusi-diskusi keagamaan, maka Masjid pada masa itu sebagai asas dalam Islam.

Oleh karena iu marilah kita mulai menyadari dan mengembalikan fungsi Masjid sebagaimana pada masa Rosulullah . Dengan memakmurkannya dari berbagai aspek. Sehingga kita memperoleh ilmu, pahala, dan keutamaan yang Allah  janjikan.

Keutamaan dan kemuliaan Masjid

Karena pentingnya Masjid serta kedudukan dan keutamaannya, Allah menyebutkannya dalam Al Qur’an pada 18 tempat, di antaranya :

A. Dari Al Qur’an

Karena kedudukan Masjid yang mulia dan posisinya yang agung di sisi Allah , Dia mengidhofahkan atau menyandarkannya pada diri-Nya sebagai bentuk penghormatan dan pemuliaan. Sebagaimana firman-Nya  dalam QS.Al-Baqoroh : 114. Demikian pula dengan firman Allah QS.At-Taubah : 18, Serta firman Allah QS.Al-Jin : 18

B. Dari Hadits

Rosulullah bersabda,

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِيْ بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ، وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَكِيْنَةُ، وَ غَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَ ذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ ( رَوَاهُ مُسْلِمٌ )

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu dari rumah-rumah Allah sambil membaca kitab Allah  dan mempelajarinya sesama mereka, melainkan akan turun kepada mereka ketenangan, mereka akan diliputi oleh rohmat dan Allah  akan menyebut mereka di antara orang-orang yang berada di sisi-Nya.(HR.Muslim, kitab “Ad-dizkr wad dua’” no 2699) 
   
Maksud memakmur kan masjid

Sebagian Ulama' berpendapat bahwa yang dimaksud memakmurkan Masjid itu adalah membangun, memperkuat bangunannya dan memperbaiki bagian-bagian yang rusak. Ini memakmurkan Masjid dalam arti materiil, yang juga dibenarkan berdasar hadits Nabi  :

مَنْ بَنَى لِلّهِ مَسْجِداً وَلَوْ كَمَفْحَصِ قِطَاةٍ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتاً فِيْ الْجَنَّةِ (رَوَاهُ أَحْمَدُ وَ ابْنُ مَاجَة)

“Barang siapa mendirikan masjid karena Allah sekalipun  hanya sebesar sarang burung, maka Allah akan mendirikan sebuah rumah untuknya di Syurga”.(HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Ada pula yang berpendapat bahwa yang dimaksud memakmurkan Masjid adalah mendirikan sholat, ibadah dan amal qurbah (yang mendekatkan diri kepada Allah ) lainnya di Masjid, berdasar firman Allah ‘ yang artinya :

“Di rumah-rumah (masjid-masjid ) yang oleh Allah telah diizinkan untuk didirikan atau disebutnya asma-Nya di situ. (QS. An Nur : 36)

Memakmurkan Masjid dalam pengertian ini adalah memakmurkan dalam arti ma'nawi atau Moril, yang merupakan tujuan utama didirikannya Masjid itu.

Abu Bakar Al-Jashshosh mengatakan : “Memakmurkan Masjid itu mengandung dua pengertian :Pertama, Berkunjung dan berdiam diri di Masjid, Kedua, Membangun dan memperbaiki bagian-bagian yang rusak”.
Abu Hayyan berkata : “Diperintahkannya orang-orang mukmin untuk memakmurkan Masjid itu, meliputi bangunannya, kebersihannya, pengagungannya, di persiapkan untuk ibadah, untuk berdzikir dan mempelajari ilmu-ilmu dan dijaga dari hal-hal yang tidak layak di lakukan di masjid”.

Sehingga kita simpulkan bahwa maksud memakmurkan Masjid adalah meliputi dua aspek, materiil dan moril.

Sifat Orang yang berhak memakmurkan Masjid

Orang yang berhak memakmurkan Masjid harus mempunyai 4 sifat (Tafsir Al Fahkru Ar Rozi , hal 10 jilid 8)

1.    Orang yang beriman kepada Allah  dan hari kiamat. Sebagaimana Firman Allah dalam QS.At-Taubah : 18. Karena Masjid adalah ungkapan atau kata lain dari sebuah tempat yang di dalamnya digunakan untuk beribadah kepada Allah , maka barang siapa ya ng tidak beriman kepada Allah , dilarang membangun sebuah tempat yang di dalamnya digunakan untuk beribadah kepada Allah .

2.    Oran g yang mendirikan sholat sebagaimana firman Allah dalam QS.At-Taubah : 18 "Wa aqoomas sholah". Karena maksud yang paling agung dalam membangun masjid adalah mendirikan sholat. Maka orang yang tidak meyakini akan wajibnya sholat ia dilarang untuk membangun Masjid.

3.    Orang yang membayar zakat. Firman Allah dalam QS.At-taubah : 18 "Wa aataz zakah". Ketahuilah bahwa pertimbangan "Iqomatus sholah" dan "Iitauz zakah" dalam memakmurkan Masjid, seakan-akan menunjukkan maksud dari memakmurkan Masjid adalah datang ke masjid. Dan hal itu karena kalau seseorang tersebut adalah penegak sholat maka dia akan datang ke Masjid, dan dengan kehadirannya tersebut dihasilkan yang namanya memakmurkan Masjid. Dan jika seseorang itu adalah orang yang membayar zakat, maka beberapa kelompok orang fakir dan miskin akan datang ke Masjid, maka dengannya akan dihasilkan kemakmuran Masjid. Dan orang yang tidak menunaikan zakat maka tidak berhak membangun Masjid. Karena menunaikan zakat adalah wajib sedangkan membangun Masjid adalah nafilah.
4.    Orang yang takut hanya kepada Allah . Firman Allah dalam QS. At-Taubah : 18 "Wa lam yakhsya illallah". Dalam hal ini ada beberapa segi :
    Bahwasanya Abu Bakar  ketika awal keislamannya membangun Masjid di depan pintu rumahnya, beliau sholat dan membaca Al-Qur'an di dalamnya. Dan orang-orang kafir selalu mengganggu beliau lantaran hal itu. Maka kemungkinan makna dari makna "Wa lam yakhsya illallah" adalah keadaan tersebut. Yaitu beliau membangun Masjid tersebut bukan karena manusia, akan tetapi karena rasa takut kepada Allah , maka beliau tidak menggubris gangguan tersebut.
    Kemungkinan maknanya adalah membangun Masjid bukan lantaran riya' dan sum'ah atau agar dikatakan "Wah, si fulan telah membangun Masjid”. Akan tetapi membangunnya untuk mengharap dan meminta keridho'an Allah  semata, dan semata-mata untuk memperkuat din (agama) Allah .

Keutamaan memakmurkan Masjid
1.    Diberikan pancaran cahaya
Rosulullah  bersabda yang artinya : “Kebersihan itu adalah separuh dari iman. Alhamdulillah (segala puji bagi Allah) itu memenuhi timbangan, Subhanallah wal hamdu lillah (maha suci Allah dan segala puji bagi-Nya) itu memenuhi apa yang ada di antara langit dan bumi, dan sholat adalah cahaya.” (HR. Muslim, I/140, 556)
2.    Dimuliakan oleh Allah 
Allah  berfirman di dalam hadits qudsi yang artinya : “Sesungguhnya rumah-rumah-Ku di bumi adalah masjid-masjid. Barangsiapa berwudhu lalu menyempurnakan wudhunya kemudian mengunjungi-Ku di rumah-Ku, Aku akan memuliakannya dan wajib bagi yang dikunjungi untuk memuliakan orang yang berkunjung.” (Lihat Tafsir Ibnu Abi Hatim)

3.    Dihapuskan dosanya dan ditinggikan derajatnya
Rosulullah  bersabda yang artinya : “Barang siapa bersuci di rumahnya  berjalan ke salah satu rumah Allah (masjid) untuk menunaikan salah satu kewajiban dari Allah, langkah kakinya yang satu menghapus dosa kaki satunya lagi mengangkat derajat.” (HR. Muslim, II/131, 1553)

4.    Disiapkan oleh Allah hidangan baginya di Syurga
Rosulullah   bersabda yang artinya : “Barangsiapa pergi ke masjid pada waktu pagi atau sore hari, Allah  akan mempersiapkan hidangan baginya di Syurga setiap kali ia pergi pada waktu pagi atau sore hari.” (HR. Muslim, II/132, 1556)

5.    Disetarakan dengan kedudukan Ribath di jalan Allah 
Terdapat dalam sabda Rosulullah  yang panjang HR. Muslim, I/151, 610.

6.    Dido’akan oleh para Malaikat
Rosulullah  bersabda yang artinya : “Para malaikat bersholawat kepada salah satu dari kalian, selama ia berada di tempat sholatnya yang ia sholat di dalamnya dan tidak batal wudhunya. Mereka mengucapkan,”Ya Allah ampunilah dia, Ya Allah sayangilah dia.” (HR. Bukhori, II/269, 445)

7.    Dianugerahi pahala kebaikan yang berlipat ganda
Rosulullah  bersabda yang artinya : “Sholat berjama’ah lebih utama dari pada sholat sendirian sebanyak 27 derajat.” (HR. Muslim, II/122, 1509)

8.    Dibanggakan oleh Allah di hadapan para Malaikat
Terdapat dalam sabda Rosulullah  yang panjang HR. Muslim, XVII/314, 7032

9.    Dinaungi oleh Arsy Allah di hari ketika tidak ada naungan selain naungan-Nya

Mudah-mudahan dengan pemaparan di atas menjadikan kita lebih termotifasi lagi untuk memakmurkan Masjid dan mengembalikan fungsinya sebagaimana yang Rosulullah contohkan. Bukan hanya sekedar memakmurkannya secara materiil tapi juga secara moril. Sehingga Masjid betul-betul menjadi menara yang memancarkan ilmu dan pahala bagi orang-orang mukmin yang berada di sekitarnya. Amin yaa Robbal ‘Alamin. Wallahu a’lam bish Showwab. (By : Arka Fibirrillah)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar