Hijrah kepada Allah
Hijrah ini adalah ‘dari’ dan’menuju”. Dari mencintai selain Allah menuju kecintaan kepada Allah semata. Dari meminta kepada selain Allah menuju meminta kepada Allah saja. Dari takut kepada selain-Nya menuju takut hanya kepada Allah. Dari tawakkal, berserah diri kepada selain Allah menuju bertawakkal, pasrah hanya kepada-Nya. Dari tunduk kepada selain hukum-Nya menuju tunduk kepada hukum-Nya. Ringkasnya hijrah kepada Allah adalah penghambaan total kepada Allah dalam seluruh sisi kehidupan. Meninggalkan segala bentuk larangan, Allah berfirman :
Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya Aku seorang pemberi peringatan yang nyata (QS Adz-Dzariyat: 50 )
Rasulullah bersabda:
ا لْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ
Dari Abdullah bin 'Amru dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, Beliau bersabda: "Seorang muslim adalah orang yang Kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya. Seorang Muhajir adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah "(HR Al-Bukhari no 9)
Hijrah kepada Rasul shallalahu ‘alaihi wa sallam
Hijrah kepada rasul-Nya adalah bagian dari hijrah kepada Allah . Hijrah ini harus ada pada setiap muslim baik dalam geraknya ataupun saat diamnya, lahir maupun batin. Realisasinya adalah selalu menyesuaikan diri dengan syariah Beliau yang merupakan bentuk kecintaan dan kasih sayang Allah serta keridhoan-Nya. Cara beragama apapun tak akan diterima Allah kecuali yang berdasar petunjuk Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah berfirman:
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Rasulullah), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS Ali Imran: 31)
Hijrah kepada Rasulullah shalallohu ‘alaihi wasallam akan menjaga kita dari segala bentuk penyimpangan dalam beribadah kepada Allah, sekaligus merupakan bukti kebenaran hijrah kita kepada Allah. Ia juga merupakan sarana meraih kecintaan Allah. Buah dari hijrah kepada Rasul adalah mendahulukan beliau atas semua yang ada. Rasulullah bersabda:
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
Kalian tidak beriman sehingga aku menjadi orang yang paling dicintai melebihi bapak-nya, anak-nya dan seluruh manusia (HR bukhari 14). Sudahkah semua itu ada pada diri kita?, mari senantiasa bermuhasabah diri. Wallahu a’lam. (Abu Hannah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar