TENTANG KAMI

Blog Taujih ini adalah media dakwah melalui dunia maya yang di kelola oleh Divisi Dakwah PPIDS yang beranggotakan:
- Ketua Umum : Ust. Iyas Sirajuddin
- Koordinator Harian dan Bendahara : Ust. Habib AR
- Sekretaris dan Publikasi : Ust. Ahsanul Huda
- Penerbitan Buletin dan Pengedaran Kotak Infak : Ust. Shidiq
- Koordinasi Santri dan Pelaksana Harian : Ust. Qois
- Humas dan Transportasi : Ust. Habib
- Penanggung Jawab Ritme Dakwah dan Humas : Ust. Dawud


Selasa, 20 Desember 2011

Istiqomah di jalan Iman

Sebuah karunia besar jika sampai hari ini kita bisa hidup dalam rengkuhan iman. Kehidupan yang menjamin kebaikan hidup kita di dunia sampai di akherat. Allah berfirman (artinya):

Barag siapa yang beramal shaleh  baik darikalangan laki laki ataupun perempuan sedangkan ia beriman, maka Kami benar benar aka menghidupkanya dengan penghidupan yang baik dan benar benar Kami akan membalasi mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka amalkan (A Nahl: 97).


Hanya sesuatu yang perlu kita sadari, bahwa keimanan yang kita miliki ini akan selalu mendapat rongrongan dan godaan, bahkan berupaya untuk dihilangkan. Jauh jauh hari sebelum kita dilahirkan ke bumi, musuh manusia yaitu Iblis telah bersumpah di hadapan Allah untuk menyeret manusia kepada jalan kesesatan. Firman Allah menceritakan sumpah Iblis:

Arti: Wahai Rabb karena Engkau telah mencapku sesat, maka saya benar benar akan menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari arah depan mereka, dari arah belakang mereka, dari arah kanan mereka dan dari arah kiri mereka. Dan Engkau dapati kebanyakan mereka tidak bersyukur (Al A’raf: 16-17).

Sahabat Ibnu Abbas ra menafsirkan godaan iblis dari arah depan yaitu melupakan urusan akherat, sedangkan dari arah depan yaitu mencintakan urusan dunia. Dari arah kanan yaitu menjadi ragu terhadap kebenaran dan dari arah kiri yaitu membuat cinta terhadap kemaksiatan.(Misbahul Munir fi tahdzib Ibnu Katsir: 469).

Program Iblis ternyata dilaksanakan dengan penuh kesungguhan. Faktanya hari ini jerat-jerat tersebut ternyata banyak terkena pada kaum muslimin. Betapa banyak orang yang beridentitas muslim, tetapi hidupnya tidak pernah dimanfaatkan untuk menghamba kepada Allah. Bagi mereka, hidup adalah untuk meraih keuntungan dunia. Maka waktu waktu yang ada habis untuk mengurusi dunia. Tidak terdetik untuk menyiapkan diri menghadapi kehidupan setelah mati.

Demikian pula dengan program menyamarkan kebenaran dan mencintakan kemaksiatan. Orang orang benar dan jujur, justeru dianggap orang sok suci bahkan kadang dianggap pengganggu tatanan. Sementara para pengkhianat, orang yang tidak loyal kepada kebenaran dan keadilan justeru dihormati. Manusia banyak yang tidak sempat mengkaji agamanya tetapi selalu menyempatkan waktu untuk kegiatan-kegiatan sia sia dan mengundang dosa.

Begitu dahsyatnya godaan Iblis sehingga korbannya tidak terbatas kepada orang awam saja. Orang orang berilmu dan para tokoh pun tidak luput dari godaan mereka. Tidakkah pernah kita dengar seorang ulama di negeri Kan’an pada jaman nabi Musa, yaitu Bal’am bi Haura yang membela kaumnya yang memusuhi Nabi Musa setelah digoda dengan iming iming harta dunia. Atau tentang Rajjal bin Unfuwah yang murtad mengikuti Musailamah al Kadzdzab karena tergiur harta dan jabatan? Dan banyak lagi korban-korban setan yang tidak kenal strata manusia.

Maka menjadi satu keharusan bagi kita semua untuk berhati hati dalam hidup ini, agar jangan ikut menjadi korban bujukan setan. Agar bias istiqomah di jalan Allah ta’ala.

Keistiqamahan yang tentunya membutuhkan upaya serius agar iman terjaga. Diantara langkah-langkah penting yang perlu kita lakukan agar istiqomah di jalan Allah dan selamat dari maker setan adalah:
Pertama. Menjaga keikhlasan hati. 

Iblis sendiri mengakui bahwa yang tidak bias ia sesatkan hanyalah orang orang yang terjaga keikhlasan hatinya. Dalam Al Qur’an disebutkan tentang perkataan iblis:

Ibis berkata: Demi kemuliaan-Mu  sungguh saya benar-benar akan menyesatkan mereka semua. Kecuali para hamba-Mu yang ikhlas. (Shad:82).

Orang yang menjaga keihlasan hatinya akan kuat istiqomah di jalan Allah, apapun yang terjadi. Karena memang tujuan kehidupannya hanyalah untuk menggapai ridha Allah. Ia tidak akan lesu karena sepinya pujian dan banyaknya celaan dan tidak bersemangat karbitan karena disanjung manusia. Ia tetap teguh di jalan Allah karena pengetahuannya bahwa amalnya selalu dilihat Allah dan pasti akan mendapat balasan-Nya. Sikap orang ikhlas ini Allah sebutkan diantaranya dalam surat Al Insan, firman-Nya:

“Dan mereka memberi makanan yang mereka sukai kepada orang miskin, anak yatim,dan para tawanan.Kami member makan kalian hanya untuk mengharap wajah Allah, tidak mengharapkan balasan dan ucapan terima kasih dari kalian. (Al Insan:8-9).

Sikap ikhlas inilah yang menjadikan Khalid bin Walid ra tidak ngambek ketika tiba-tiba diberhentikan dari jabatan panglima perang oleh khalifah Umar bin Khatab tanpa adanya kesalahan. Ketika orang orang melihat Khalid yang mantan panglima kemudian menjadi prajurit biasa tetap bersemangat berjihad di jalan Allah, mereka bertanya apakah tidak sakit hati diberhentikan Umar. Beliau dengan mantab menjawab,”Saya berjihad adalah untuk Rabbnya Umar bukan untuk Umar.” Ketulusan niat Khalid membuat beliau tidak terjerat godaan setan untuk ngambek berjuang karena urusan jabatan dunia.

Ke dua. Menjaga makanan ruhani.

Sebagaimana tubuh, ruh kita butuh mendapat makanan demi kesehatannya. Bahkan ruhani lebih penting mendapat perawatan disbanding jasad kita. Karena jika ruhani kita sehat maka jasad kita pun akan baik adanya.

Diantara makanan ruhani yang seharusnya menjadi kebutuhan harian kita adalah menghadiri majlis ilmu. Ialah pintu mendapatkan kebaikan. Rasulullah pernah bersabda: “Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya maka Dia akan memahamkan agama padanya.” (??). Memahami agama tidak mungkin tanpa melalui menuntut ilmu. Dengan menghadiri majlis ilmu kita akan selalu diingatkan tentang kehidupan akherat, tentang kekuasaan Allah dan pengawasan-Nya, tentang halal dan haram dan sebagainya sehingga setan kesulitan merayu kita dari pintu syubhat. Karena kebenaran menjadi jelas bagi pencari ilmu. Demikian pula pintu syubhat akan sulit masuk karena rasa takutnya pada Allah semakin terpupuk seiring bertambahnya ilmu tentang Allah dan hakekat kehidupan.

Makanan lainnya adalah berdzikir pada-Nya. Ialah tameng kuat yang akan membentengi dirinya dari godaan setan. Rasulullah pernah bersabda:
كَذَلِكَ الْعَبْدُ لَا يُحْرِزُ نَفْسَهُ مِنْ الشَّيْطَانِ إِلَّا بِذِكْرِ اللَّه

….Sesungguhnya seorang hamba tidak akan dapat membentengi dirinya dari setan kecuali dengan berdzikir kepada Allah. (Shahih Tirmidzi:2790). Dan termasuk dzikir yang paling afdhol adalah membaca Al Qur’an.

Kemudian amal amal sunnah lain seperti tahajjud, shiyam dan sebagainya juga akanmenjadi penjaga yang kuat agar kita selalu dekat dengan Allah sehingga setan tidak bias menguasai kita dan sebaliknya justeru Allah akan senantiasa membimbing kita di atas jalan-Nya.

Ke tiga. Berada dalam komunitas orang shalih.

Hidup dalam komunitas orang shalih akan memberi pengaruh besar pada keistiqomahan kita di jalan-Nya dan selamat dari maker setan. Karena pada komunitas ini hidup kebiasaan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran, ada tauladan kebaikan dan berlakunya amar ma’ruf nahi munkar. Sedangkan berpisah dari komunitas sholeh hanya akan mendatangkan godaan untuk berbuat dosa dan setan pun akan menguasainya. Beliau bersabda: “Hanyasanya serigala itu akan memangsa kambing yang sendirian.” (Ahmad dan lainnya). Beliau menyerupakan orang yang sendirian seperti kambing yang terlepas dari kawanan domba sehingga diterkam sergala.

Semoga Allah selalu membimbing kita untuk bisa melakukan hal hal tersebut sehingga kita mendapat taufik untuk istiqomah di jalan iman sampai akhir kehidupan. Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar